Bentuk – bentuk dari rasio
keuangan:
- Rasio Likuiditas
Rasio likuiditas adalah kemampuan
perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau membayar utang yang segera harus
dipenuhi. Dua faktor yang digunakan dalam rasio-rasio
likuiditas untuk mengukur likuiditas perusahaan adalah aktiva lancar dan utang
lancar.
Rasio
likuiditas terdiri dari:
1. Rasio Lancar
(Current
Ratio)
Rasio
ini merupakan perbandingan antara aset lancar dengan kewajiban lancar. Current ratio sering disebut pula working capital ratio. Rumus yang digunakan
adalah sebagai berikut:
Aset
Lancar
Current Ratio =
------------------------
Kewajiban Lancar
Current ratio menunjukkan kemampuan
perusahaan untuk membayar utangnya yang harus segera dipenuhi. Rasio lancar
yang tinggi belum tentu dapat menjamin dibayarnya hutang perusahaan, misalnya jumlah
persediaan yang relatif tinggi dibandingkan taksiran tingkat penjualan sehingga
tingkat perputaran persediaan rendah dan menunjukan adanya over investment
dalam persediaan tersebut. Saldo piutang yang besar yang mungkin sulit untuk
ditagih.
Rasio lancar yang terlalu tinggi
kemungkinan menunjukan kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibanding
dengan yang dibutuhkan sekarang. Ukuran secara kasar, current ratio yang kurang dari 200% adalah tidak baik, tetapi
ukuran tersebut bukanlah pedoman mutlak.
2. Rasio Kas (Cash Ratio)
Aktiva
perusahaan yang paling likuid adalah
kas dan surat berharga sehingga menyebabkan analis laporan keuangan perlu
melihat cash ratio.
Cash
Ratio = Kas + Surat
Berharga
-------------------------------
Hutang Lancar
Cash
ratio menunjukkan kemampuan perusahaan untuk membayar
utang jangka pendek dengan kas yang ada dan surat berharga yang dapat segera
diuangkan. Tidak terdapat standar likuiditas untuk cash ratio sehingga penilaiannya tergantung pada kebijakan
manajemen.
3. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio ini merupakan perbandingan
antara aset lancar dikurangi persediaan dengan kewajiban lancar. Rumus yang
digunakan adalah sebagai berikut:
Aset Lancar - Persediaan
Quick
Ratio = --------------------------------------
Kewajiban Lancar
Jika dalam current ratio
digunakan semua elemen aktiva lancar tetapi untuk quick ratio hanya
menggunakan beberapa elemen aktiva lancar, seperti kas, piutang, dan surat
berharga sedangkan persediaan dikeluarkan dari aktiva lancar.
Dalam menghitung quick ratio,
elemen persediaan tidak diperhitungkan karena persediaan dianggap sebagai
elemen aktiva lancar yang mempunyai tingkat likuiditas yang rendah dan
kemungkinan harga barang mengalami perubahan sedangkan aktiva lancar lainnya,
seperti kas, surat berharga, dan piutang dianggap mempunyai likuiditas yang
lebih tinggi dibanding persediaan.
Secara umum, tingkat quick ratio
yang kurang dari 100% dianggap kurang baik likuiditas dari perusahaan yang
bersangkutan.
- Rasio solvabilitas (Leverage)
Rasio leverage adalah kemampuan
perusahaan dalam membayar kewajiban jangka panjangnya. Rasio ini digunakan
untuk mengukur besarnya dana dalam penanaman modal oleh para pemilik perusahaan
dengan proporsinya serta dana yang diperoleh dari para kreditur.
Rasio
Solvabilitas terdiri dari:
1) Total Debt to Equity Ratio
Rasio
ini membandingkan total utang dengan total modal pemilik (ekuitas). Rasio ini
digunakan untuk mengetahui berapa bagian setiap rupiah dari modal pemilik yang
digunakan untuk menjamin utang.
Semakin besar rasio ini semakin tidak
menguntungkan bagi para krediturnya karena jaminan modal pemilik terhadap utang
semakin kecil.
Rasio
diatas 100% sangat berbahaya bagi kreditur karena jumlah utang lebih besar
daripada modal pemilik, walaupun terdapat kemungkinan terbayarnya utang dengan
menggunakan laba operasi perusahaan yang ada.
Total Debt to Equity Ratio = Total
Utang
Modal Sendiri
2) Total Debt To Total Capital Assets Ratio (Debt Ratio)
Rasio
ini membandingkan jumlah total utang dengan aktiva total yang dimiliki
perusahaan. Rasio ini dapat mengetahui beberapa bagian aktiva yang digunakan
untuk menjamin utang, atau berapa bagian dari semua kebutuhan dana yang telah
digunakan perusahaan yang dibelanjai dengan modal asing atau utang.
Debt Ratio = Total utang
Total
Aktiva
3) Long Term Debt to Equity Ratio
Rasio
ini membandingkan antara utang jangka panjang dan modal pemilik. Rasio
menunjukkan berapa bagian modal pemilik yang menjadi jaminan utang jangka
panjang. Dengan kata lain, rasio ini digunakan untuk mengukur kemampuan modal
pemilik untuk menutup utang jangka panjang. Semakin rendah rasio ini akan
semakin aman bagi kreditur jangka panjang.
Long
Term Debt to Equity Ratio =
Utang Jangka Panjang
Modal
Pemilik
4) Times
Interest Earned Ratio (Interest Coverage)
Rasio
ini membandingkan antara laba sebelum bunga dan pajak dan utang jangka panjang.
Rasio ini menunjukkan seberapa jauh laba sebelum bunga dan pajak (laba operasi)
dapat berkurang untuk membayar bunga utang jangka panjang.
Semakin tinggi rasio ini semakin baik bagi
para kreditur maupun pihak manajemen, karena akan semakin terjamin pembayaran
bunga tetap bagi kreditur, atau semakin besar sisa laba yang akan digunakan
untuk kebutuhan yang lain.
Times Interest Earned Ratio = EBIT
Bunga Hutang Jangka Panjang
- Rasio profitabilitas
Rasio ini digunakan untuk melihat
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. Oleh karena itu, melalui rasio
ini kreditur dapat melakukan penilaian dan proyeksi terhadap perkembangan
perusahaan yang akan diberi kredit pada waktu yang akan datang.
Rasio
profitabilitas terdiri atas:
1) Gross
Profit Margin
Rasio ini merupakan perbandingan
antara laba kotor dan penjualan bersih. Rasio ini menunjukkan berapa bagian
dari penjualn yang merupakan laba kotor. Semakin besar rasio ini semakin baik
karena dianggap kemampuan perusahaan dalam mendapatkan laba cukup tinggi/menguntungkan.
Gross Profit Margin
= Laba Kotor
Penjualan
Bersih
2) Operating
ratio
Rasio ini merupakan rasio yang
membandingkan antara semua biaya operasi (HPP + b. pemasaran + b. ADM) dan
penjualan bersih. Jika rasio ini semakin besar berarti proporsi biaya operasi
semakin besar, keadaan ini sangat tidak menguntungkan.
Operating Ratio = Biaya Operasi
Penjualan Bersih
3) Net
Profit Margin.
Rasio
yang membandingkan antara laba setelah bunga dan pajak dan penjualan bersih
untuk menunjukkan berapa bagian dari penjualan bersih yang menjadi laba setelah
bunga dan pajak. Semakin tinggi rasio ini, semakin menguntungkan karena laba
bersih perusahaan makin besar.
Net Profit Margin
= Laba Setelah Bunga dan Pajak
Penjualan
Bersih
PT TIMAH (PERSERO) Tbk
LAPORAN POSISI KEUANGAN KONSOLIDASIAN
31 DESEMBER 2012
ASET
ASET LANCAR
Kas dan
setara kas 670.411
Aset
keuangan lainnya 11.948
Piutang
usaha-setelah dikurangi cadangan kerugian piutang 470.560
Piutang
lain-lain dari pihak ketiga 27.617
Persediaan –
bersih 1.617.389
Pajak
dibayar dimuka 1.061.151
Aset lancar
lainnya 70.588
Jumlah Aset
lancar 3.929.664
ASET TIDAK
LANCAR
Piutang
lain-lain 52.167
Investasi
pada entitas asosiasi 100.298
Aset pajak
tangguhan 46.833
Aset tetap -
setelah dikurangi akumulasi penyusutan 1.722.798
Properti Investasi
71.676
Beban tangguhan - setelah dikurangi akumulasi amortisasi 726
Biaya eksplorasi dan evaluasi yang ditangguhkan 122.763
Aset tidak lancar lainnya 54.082
Jumlah Aset Tidak Lancar 2.171.343
JUMLAH ASET 6.101.007
LIABILITAS DAN EKUITAS
LIABILITAS JANGKA PENDEK
Utang bank jangka pendek 263.605
Utang usaha 307.802
Utang royalty 17.002
Utang pajak 24.468
Utang dividen 992
Biaya masih harus dibayar 299.901
Penyisihan biaya rehabilitasi lingkungan 35.067
Liabilitas lainnya 10.969
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek 959.806
LIABILITAS JANGKA PANJANG
Liabilitas pajak tangguhan 1.069
Liabilitas imbalan pasca kerja 304.362
Penyisihan biaya rehabilitasi lingkungan – jk.panjang 277.570
Jumlah Liabilitas Jangka Panjang 583.001
EKUITAS
Modal saham 251.651
Tambahan modal disetor 120.792
Saldo laba 4.172.013
Komponen ekuitas lainnya
13.395
Ekuitas yang diatribusikan kepada pemilik Entitas 4.557.851
Kepentingan nonpengendali 349
Jumlah Ekuitas 4.558.200
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 6.101.007
*Hitung Rasio Likuiditas dari Laporan Keuangan Perusahaan diatas*
A. A. Current Rastio
Aktiva Lancar X 100% = 3.929664 X 100% = 4,09%
Hutang Lancar 959.806
Rasio lancar yang terlalu tinggi kemungkinan menunjukan
kelebihan uang kas atau aktiva lancar lainnya dibanding dengan yang dibutuhkan
sekarang. Ukuran secara kasar, current
ratio yang kurang dari 200% adalah tidak baik, tetapi ukuran tersebut
bukanlah pedoman mutlak.
B. B. Quick Ratio
Aktiva Lancar – Persediaan X 100% = 3.929.664 – 1.617.389 x 100% =
2,40%
Hutang lancar 959.806
Secara umum, tingkat quick
ratio yang kurang dari 100% dianggap kurang baik likuiditas dari perusahaan
yang bersangkutan.
C. C. Cash Ratio
Kas + Efek X 100% = 670.411 +251.651 x
100% = 0,96%
Hutang Lancar 959.806
Kemampuan membayar utang dengan segara
yang harus dipenuhi dengan kas yang
tersedia dalam perusahaan dan efek yang segera dapat diuangkan.
Setiap hutang
Lancar Rp1,00 dijamin oleh kas dan efek Rp 0,96
D. D. Working Capital to Total Asset Ratio
Aktiva Lancar + Hutang Lancar x 100% = 3.929.664
+ 959.806 x 100% = 0,80%
Jumlah Aktiva 6.101.007
Likuiditas dari total aktiva dan posisi modal kerja neto.
Setiap Rp 1, 00 assets perusahaan Rp 0,80
terdiri dari modal kerja (aktiva lancar)
E. E. Acid Test Ratio
Kas + Efek + Piutang x 100% = 670.411
+ 251.651 + 498.177 x 100% = 1,47%
Hutang Lancar 959.806
Daftar Pusaka: