A.
Latar
Belakang
Hakekat pembangunan nasional di indonesia
adalah suatu rangkaian upaya yang berkesinambungan dan meliputi seluruh
kehidupan masyarakat, berbangsa dan bernegara untuk melaksanakan tugasnya,
yaitu mewujudkan tujuan nasional yang telah tertulis didalam Pembukaan UUD 1945
.
Dalam mewujudkan tujuan di atas, UU no. 25
tahun 1992 menyatakan bahwa koperasi sebagai gerakan ekonomi rakyat maupun
sebagai badan usaha berperan serta untuk mewujudkan masyarakat yang maju, adil
dan makmur berdasarkan Pancasila dan UUD 1945 dalam tata perekonomian nasional
yang di susun sebagai usaha bersama berdasarkan atas azas kekeluargaan dan
demokrasi ekonomi.
Dalam kenyataannya sering di jumpai bahwa
sebagian besar anggota koperasi adalah mereka yang berekonomi lemah, yang
secara bersama-sama berusaha mengatasi kesulitan-kesulitan yang dihadapi. Koperasi dapat dikatakan sebagai perusahaan
kecil karena koperasi adalah badan usaha yang merupakan kumpulan orang dan
bukan merupakan kumpulan modal dan sebagian besar anggotanya adalah mereka yang
perekonomiannya lemah (Sri Edi Swasono , Muslimin Nasution, 1987:105).
Pembinaaan koperasi dilakukan oleh Dinas
Koperasi. Sebagai bagian pendewasaan koperasi menuju perusahaan professional,
Dinas koperasi mengharuskan koperasi untuk selalu menyajikan laporan keuangan
dan laporan pertanggung jawaban pengurus koperasi. Beberapa alasan yang melatarbelakangi
kebijakan ini anatara lain: Pertama, untuk mengevaluasi kinerja koperasi .
Kedua, untuk menghindarai terjadinya penyimpangan terhadap penggunaan dana
keuangan koperasi. Ketiga, sebagai bahan pertimbangan bagi Dinas Koperasi
terkait untuk memberikan dana berupa bantuan kredit pemerintah.
Kekhawatiran yang mungkin muncul berkenaan
dengan lemahnya sistem pelaporan keuangan yang ada, dan lemahnya sumber daya
manusianya yang menyebabkan sering terjadinya penyimpangan-penyimpangan
terhadap penggunaan dana keuangan koperasi. Namun hal itu sebenarnya tidak
perlu terjadi seandainya sistem pelaporan keuangan yang sesuai dengan standar
akuntansi keuangan. Tetapi disinilah permasalahannya. Karena fungsi pelaporan
keuangan adalah fungsi yang menuntut profesionalitas yang tinggi, maka hanya
beberapa gelintir koperasi yang mampu memenuhi persyaratan itu secara
memuaskan.
Pelayanan jasa akuntan publik merupakan salah
satu solusi untuk membantu manajemen dalam pelaksanaan pekerjaan khususnya
terkait dalam penyajiian informasi akuntansi. Tujuan utama pelayanan ini adalah
untuk memberikan bimbingan dan penyehatan organisasi dan manajemen koperasi.
Jasa atas pelayanan yang diberikan oleh konsultan keuangan meliputi pemberian
jasa atau pelayanan bimbingan dan konsultasi keuangan/manajemen, pemberian
pelayanan tau jasa keuangan koperasi dan pemberian jasa pendidikan dan
pelatihan terhadap kegiatan koperasi.
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan
diatas dapat dikatakan bahwa peran Akuntan Publik sangat penting dalam upaya
peningkatan mutu dan kinerja koperasi di Indonesia. Merespon anggapan ini perlu
adanya penelitian lebih lanjut, apakah dengan adanya Akuntan Publik memamng
cukup efektif dalam menunjang kinerja koperasi, dalam hal ini laporan keuangan
yang di sajikan oleh Akuntan Publik merupakan unsur utama dalam mengevaluasi
atau menilai hasil penelitian. Laporan keuanga yang disajikan KAP terhadap
koperasi nantinya diharapkan mampu memeberikan suatu masukan kepada obyek
penelitian untuk dapat lebih baik dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan
selanjutnya, sehingga tujuan dan sasaran yang ingin dicapai dapat terpenuhi
sesuai dengan yang diharapkan.
B.
Rumusan
Masalah
“Apakah
terdapat perbedaan kinerja keuangan koperasi antara yang menggunakan dan tidak
menggunakan jasa KAP pada koperasi mandiri di Kabupaten Banyuwangi?”
C.
Tujuan
Penelitian
Memberikan
manfaat bagi koperasi dalam rangka evaluasi terhadap pemanfaatan peran
konsultan keuangan untuk membantu meningkatan kinerja koperasi, yang dalam hal
ini dilakukan oleh Kantor Akuntan Publik
D.
Metode
Penelitian
Jenis
penelitian ini bersifat kuantitatif eksplanatory karena mencoba untuk
menjelaskan perbedaan variable yang diteliti pada komdisi sampel yang berbeda.
Variabel
Variabel
yang digunakan dalam penelitian ini adalah kinerja keuangan koperasi. Kinerja keuangan
koperasi diukur dengan menggunakan tiga rasio keuangan yaitu rentabilitas,
likuiditas, dan solvabilitas.
Rentabilitas adalah tingkat keuntungan bersih
yang diperoleh dari bisnis (setelah dikurangi dengan segala biaya-biaya).
Pengukuran retabilitas dilakukan dengan menggunakan rasio profit margin, dengan formula sebagai berikut :
Net Profit Margin = Laba Bersih
x 100% : Penjualan
Likuiditasi menunjukkan tingkat pembelian
hutang lancar atas aktiva lancar mengukur keberhasilan usaha koperasi.
Likuiditas diukur menggunakan current
ratio dengan formula sebagi berikut :
Current Ratio = Aktiva Lancar x 100% : Hutang Lancar
Solvabilitas yaitu kemampuan pengembalian
total hutang atas total aktiva. Solvabilitas di ukur menggunakan debt ratio
dengan formula sebagai berikut :
Debt Ratio = Total Hutang x 100% : Total Aktiva
Populasi dan Sampel
Populasi di dalam penelitian ini adalah
koperasi di banyuwangi dengan jumlah 584 koperasi. Metode yang digunakan dalam
penentuan sampel adalah purposive
sampling, atas pertimbangan bahwa dari 38 jenis koperasi di banyuwangi,
koperasi yang banyak menggunakan jasa akuntan publik adalah koperasi unit desa
maka koperasi inilah yang dipilih sebagai sampel.
Sehubungan dengan masa transisi, otonomi
daerah berdampak pada kebijaksanaan dinas koperasi di banyuwangi sehingga pada
tahun 2000-2002 hanya terdapat dua koperasi yang menggunakan akuntan publik,
dengan demikian untuk kepentingan analisis di putuskan untuk menggunakan
laporan keuangan tahun 1999. Jumlah KUD yang menggunakan KAP pada tahun 1999 di
kabupaten banyuwangi berjumlah total 16 KUD dan KUD yang tidak menggunakan KAP
pada tahun 1999 berjumlah total 31 KUD. Karena keterbatasaan data yang
diperoleh oleh peneliti akibat dari di gudangkannya sebagian data laporan
pertanggung jawaban pengurus koperasi, yang kemudian dibuat rekapitulasinya
oleh Dinas Koperasi. Maka penelitian mengambil sampel KUD yang menggunakan KAP
yang berjumlah 15 KUD dan yang tidak menggunakan KAP berjumlah 15 KUD.
E.
Hasil
Untuk
mengevaluasi kinerja keuangan koperasi yang menjadi sampel secara keseluruhan
berikut adalah analisis deskriptif atas variabel profit margin, current ratio
dan debt ratio.
Tabel
1: Analisis Deskripsi variabel Profit
Margin, Current Ratio dan Debt Ratio
Variabel
|
Rata-rata
|
Std.
Deviasi
|
|
PM
|
Menggunakan
jasa KAP
|
0,1767
|
0,7409
|
Tidak
menggunakan jasa KAP
|
-1,5053
|
6,1256
|
|
CR
|
Menggunakan
jasa KAP
|
112,1093
|
26,8366
|
Tidak
menggunakan jasa KAP
|
102,0880
|
10,6976
|
|
DR
|
Menggunakan
jasa KAP
|
142,2760
|
83,4079
|
Tidak
menggunakan jasa KAP
|
121,9533
|
39,1843
|
Sumber
: Hasi pengolahaan data
Dari tabel diatas terlihat bahwa rata-rata profit margin, current ratio dan debt ratio
koperasi yang menggunakan KAP berada di atas koperasi yang tidak menggunakan
KAP.
Statistika
deskriptif juga menunjukkan bahwa antara koperasi yang menggunakan KAP dan yang
tidak menggunakan mempunyai rata-rata yang berbeda-beda dan cenderung mempunyai
rata-rata yang hampir sama. Sebagaimana yang di tunjukkan oleh rata-rata profit
margin koperasi yang menggunakan jasa KAP sebesar 0,1767 dan yang tidak
menggunakan KAP sebesar -1, 5053, hal ini disebabkan banyak koperasi yang
mengalami kerugian pada tahun 1999 karena dampak dari krisis ekonomi. Dan
besarnya biaya operasional koperasi yang mengakibatkan kecilnya laba bersih
yang di peroleh oleh koperasi.
Tabel
1 juga memperlihatkan bahwa current ratio
koperasi yang menggunakan KAP sebesar 112,1093dan yang tidak menggunakan KAP
sebesar 102,0880 dan untuk rata debt
ratio koperasi yang menggunakan KAP sebesar 142,2760 dan yang tidak
menggunakan KAP sebesar 121,9533. Sebagimana yang ditunjukkan oleh rata-rata current rasio koperasi yang menggunakan
KAP dan yang tidak menggunakan KAP sama-sama mempunyai kemampuan untuk membayar
hutang lancar koperasi. Dari data di atas terlihat bahwa kemampuan koperasi
untuk membayar hutang lancar prosentasernya sangat kecil, hal ini di sebabkan
karena kecilnya pos perkiraan kas dan bank terhadap hutang bank dan besarnya
pos perkiraan piutang dan cadangan piutang tak tertagih pada koperasi. Debt
rasio koperasi yang menggunakan KAP dan yang tidak menggunakan KAP, juga
sama-sama memiliki kemampuan untuk membayar total hutang. Dari data diatas
terlihat bahwa kemampuan koperasi yang menggunakan KAP lebih besar kemampuannya
untuk membayar total hutang dari pada koperasi yang tidak menggunakan KAP.
Hal
ini di sebabkan karena koperasi yang menggunakan KAP memiliki kelebihan pada
pos perkiraan modal (jumlah kekayaan sendiri) yang di dalamnya mencakup antara
lain simpanan pokok, simpanan wajib, cadangan koperasi dan SHU tahunberjalan
maupun SHU yang belum dibagi.
Tabel
2 : Hasil perhitungan thitung setiap variabel penelitian
Kinerja
keuangan
|
Ttabel
|
Thitung
|
Kesimpulan
|
PR
|
2.048
|
1,056
|
Ho
diterima
|
CR
|
2.048
|
1,343
|
Ho
diterima
|
DR
|
2.048
|
0,854
|
Ho
diterima
|
Sumber : Hasil pengolahaan data
Berdasarkan pada tabel 2 diatas
dapat dianalisis sebagi berikut :
a)
Nilai Thitung pada variabel profi tmargin diperoleh sebesar 1,056
lebih kecil dari Ttabel sebesar 2,048 atau berada pada penerimaan Ho
dan penolakan Hi berarti dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan besar
profit margin antara koperasi-koperasi yang menghitung Profit Margin memakai
jasa KAP dengan tidak menggunakan jasa KAP.
b)
Nilai Thitung untuk variabel current ratio sebesar 1,343 lebih kecil
dari nilai Ttabel sebesar 2,048 yang berada di daerah Ho diterima
yang berarti bahwa tidak ada perbedaan current ratio koperasi yang
perhitungannya memakai jasa KAP dengan yang tidak menggunakan jasa KAP.
c)
Sedangkan untuk variabel debt ratio di peroleh nilai Thitung sebesar
0,854 lebih kecil dari nilai Ttabel sebesar 2,048 atau berada pada
penolakan Hi dan penerimaan Ho atau dapat disimpulkan bahwa tidak ada perbedaan
besar Debt Ratio koperasi-koperasi yang memakai jasa KAP dengan yang tidak
memakai jasa KAP
Kemungkinan yang
dapat di kemukakan atas penolakan hipotesis alternatif, yaitu :
1)
Penggunaan jasa
KAP terhadap koperasi hanya di tujukan untuk fungsi pemeriksaan saja, yang
terintegrasi di dalam jasa atestasi dan tidak mencakup jasa non atestasi yang
berupa jasa kompilasi, jasa konsultasi keuangan dan jasa konsultasi manajemen
yang bisa memberikan konsultasi dari berbagai aspek yang menunjang kinerja
koperasi.
2)
Salah satu tujuan
koperasi menggunakan jasa KAP hanya untuk mendapatkan kepercayaan anggota
koperasi, dengan catatan unqualified
opinion yang diberikan oleh pihak KAP, serta dapat digunakan sebagai bahan
pertimbangan untuk pengajuan kredit.
3)
Selain pengadaan
pupuk dan gabah yang volumenya cukup besar dan laba yang sangat kecil,
inefisiensi terhadap biaya operasional dan administrasi pada koperasi juga
merupakan salah satu faktor penyebab kecilnya perolehan laba koperasi.
4)
Fungsi KAP ynag
hanya difokuskan pada pemeriksaan laporan keuangan saja dan tidak menyentuh
pada permasalah diatas, khususnya pada inefisiensi biaya yang sangat
berpengaruh terhadap kinerja keuangan koperasi.
5)
Kenyataan di
Amerika Serikat menunjukkan bahwa peran analisis future ternyata jauh
diatas dibandingkan peran laporan
auditing (yaitu 70%, sedangkan laporan auditing 30%). Mengapa demikian?
Setidaknya ada dua faktor yang menyebabkan perbedaan tersebut: (1) para analis
mampu membuat laporan keuangan menjadi lebih hidup melalui analisa-analisa
kuantitatif (seperti analisis rasio, prediksi kebangkrutan melalui data-data
keuangan,dsb), (2) selain analisis kuantitatif para analis juga memberikan
analisis kuanlitatif , seperti budaya perusahaan, keunggulan manajemen ,
prospek pertumbuhan dan strategi pencapaiannya yang kesemuannya tidak terekam
dalam laporan keuangan.
6)
Adanya krisis
ekonomi yang sedikit banyak akan mempengaruhi koperasi tersebut dalam usaha
meningkatkan kinerja keuangan.
7)
Lamanya periode
pengamatan dari uraian sebelumnya, tampaknya periode pengamatan menjadi salah
satu pertimbangan yang cukup relevan untuk mengetahui manfaat darai penggunaan
jasa KAP, sehingga bila periode pengamatan ini diperpanjang ada kemungkinan
kinerja keuangan koperasi yang menggunakan KAP akan semakin baik.
Keterbatasaan Penelitian
Penelitian ini memiliki beberapa keterbatasan
yang bersifat teknis, yaitu kesulitan penelitian untuk mencari data laporan
keuangan koperasi yang menggunakan jasa KAP yang up to date, dikarenkan tidak tersedianya data pada sumber yang ada
yaitu Dinas Koperasi dan Usaha Kecil Menengah.
F. Kesimpulan
Berdasarkan
hasil analisa data yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut
:
1.
Hipotesis yang menyatakan bahwa diduga ada perbedaan kinerja keuangan antara
koperasi yang menggunakan jasa KAP dan koperasi yang tidak menggunakan jasa KAP
pada koperasi Koperasi Unit Desa yang ada di Banyuwangi pada tahun 1999 tidak
terbukti. Penelitian ini mendukung temuan Bracker dan Pearson (1999) yang
menyatakan bahwa kinerja manajer pada perusahaan yang menggunakan dan tidak
menggunakan konsultan jasa keuangan adalah tidak berbeda.
2.
Kemungkinan hal-hal yang menyebabkan penolakan terhadap hipotesis alternatif,
yaitu : penggunaan jasa KAP terhadap koperasi hanya ditujukan untuk fungsi
pemeriksaan saja, salah satu tujuan koperasi menggunakan jasa KAP hanya untuk
mendapatkan kepercayaan anggota koperasi, dengan opinion unqualified yang
diberikan oleh pihak KAP serta dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk
pengajuan kredit, adanya krisis ekonomi yang sedikit banyak akan mempengaruhi
koperasi tersebut dalan usaha meningkatkan kinerja keuangannya, dan lamanya
periode pengamatan.
Adapun
saran untuk penelitian ini adalah :
a.
Penggunaan jasa KAP sebaiknya tidak hanya ditujukan untuk fungsi pemeriksaan,
tetapi juga memanfaatkan jasa nonatestasi yang berupa jasa kompilasi, jasa
konsultasi keuangan dan jasa konsultasi manajemen yang diharapkan dapat
memberikan konstribusi positif bagi koperasi untuk menunjang kinerja
keuangannya.
b.
Sebaiknya penggunaan jasa KAP tidak hanya ditujuakan untuk mendapatkan
kepercayaan anggota koperasi, melainkan benar-benar menfokuskan pada
catatan-catatan yang di temukan pihak
auditor untuk ditindak lanjuti secara serius, dan diambil langkah yang tepat
untuk memperbaiki kesalahan atau permasalahan yang ada. Dalam hal ini lebih diarahkan pada infisiensi
biaya operasional koperasi yang cukup tinggi, yang sangat mempengaruhi
perolehaan laba koperasi.
c.
Untuk penelitian yang akan datang, lebih memperhatikan lamanya periode
pengamatan menjadi salah satu pertimbangan yang cukup relevan untuk mengetahui
manfaat dari penggunaan jasa KAP, sehingga bila periode pengamatan ini
diperpanjang ada kemungkinan kinerja keuangan koperasi yang menggunakan jasa
KAP akan semakin baik.
G. Sumber
Nama penulis jurnal : Indrawati Yuhertiana, Donny Arsilo Sofyan
Volume
tahun terbit : JURNAL RISET EKONOMI DAN BISNIS VOL.7 NO.1 MARET 2007
(http://eprints.upnjatim.ac.id/101/1/indrawaty%2Danalisis.pdf)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar