Senin, 14 April 2014

Bagaimana Mengatasi Fraud dalam Laporan Keuangan



A.     PENGERTIAN FRAUD
Fraud (kecurangan) merupakan suatu perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh orang-orang dari dalam dan atau luar organisasi, dengan maksud untuk mendapatkan keuntungan pribadi atau kelompoknya yang secara langsung merugikan pihak lain.

B.      PENYEBAB ADANYA FRAUD

-          Motivasi : adalah mendapatkan keuntungan bagi dirinya sendiri dan atau suaru organisasi. Alasan pribadi seperti masalah keuangan dapat menjadi motivasi untuk melakukan kecurangan. Untuk suatu organisasi, fraud pun dapat dilakukan untuk mendapatkan keuntungan atau untuk mendapatkan apresiasi yang positif walaupun pekerjaan yang dilakukan tidak baik, misalnya kolusi antara kontraktor/konsultan dengan panitia pengadaan barang/jasa,
-          Sarana : mencakup seluruh media yang dapat digunakan untuk melakukan kecurangan, misalnya dokumen kontrak/lelang yang diatur, transaksi keuangan dilakukan secara tunai dan tidak menggunakan pencatatan yang baik, dan lain sebagainya.
-          Kesempatan : karena kurangnya pengawasan internal dan pemahaman tentang aturan dapat menjadi ruang terjadinya kecurangan.
-          Pressure (tekanan atau motif) : Fraud dilakukan karena kebutuhan keuangan yang sangat mendesak.
-           Relationalization (pembenaran) : Pelaku fraud merasa, bahkan meyakini bahwa tindakannya bukan merupakan fraud/curang. Bahkan pelaku fraud merasa telah berjasa kepada organisasi/perusahaan.

D.    JENIS – JENIS FRAUD
1.      Employee Fraud (kecurangan pegawai) : Kecurangan yang dilakukan oleh pegawai dalam suatu organisasi kerja.
2.       Manajement Fraud (kecurangan manajemen) : Kecurangan yang dilakukan oleh pihak manajemen dengan menggunakan laporan keuangan/transaksi keuangan sebagai sarana fraud, biasanya dilakukan untuk mencurangi pemegang kepentingan (stakeholders) yang terkait organisasinya.
3.       Customer Fraud : Kecurangan yang dilakukan oleh konsumen/pelanggan, misalnya kecurangan oleh pihak kontraktor/konsultan terhadap satuan kerja proyek.
4.      E-Commerse Fraud : Kecurangan yang dilakukan akibat adanya transaksi melalui internet (misalnya pengadaan lelang melalui internet)

E.     CARA MENDETEKSI FRAUD
-          Analisis vertikal, yaitu teknik yang digunakan untuk menganalisis hubungan antara item-item dalam laporan laba rugi, neraca, atau laporan arus kas dengan menggambarkannya dalam presentase. contoh, adanya kenaikan presentase hutang niaga dengan total hutang dari rata-rata 28% menjadi 52% dilain pihak adanya penurunan presentase biaya penjualan dengan total penjualan dari 20% menjadi 17% mungkin dapat menjadi satu dasar adanya pemeriksaan kecurangan.
-          Analisis Horizontal, yaitu teknik untuk menganalisis presentase-presentase perubahan item laporan keuangan selama beberapa periode laporan. contoh adanya kenaikan penjualan sebesar 80% sedangkan harga pokok mengalami kenaikan 140%. Dengan asumsi tidak ada pembelian fiktif, penggelapan, atau transaksi illegal lainnya.
-          Analisis Rasio, yaitu alat untuk mengukur hubungan antara nilai-nilai item dalam laporan keuangan. contoh current ratio, adanya penggelapan uang atau pencurian kas dapat menyebabkan turunnya perhitungan rasio tersebut.

F.     CARA MENGATASI FRAUD

1.      Mengendalikan suasana kerja yang baik dilingkungan kerja, antara lain dengan menanamkan etika kerja dan peningkatan kesejahteraan pegawai atau pekerja.

2.      Mengendalikan susasana kerja yang baik merupakan tanggung jawab pimpinan disertai kerja sama dengan organisasi tersebut. Lingkungan pengendalian merupakan salah satu unsur yang harus diciptakan dan dipelihara agar timbul perilaku positif dan kondusif untuk penerapan sistem pengendalian intern dalam lingkungan kerja, melalui beberapa cara yaitu penegakan integritas dan etika, komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang kondusif, pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan kebutuhan, pendelegasian wewenang dan tanggung jawab yang tepat, penyusunan dan penerapan kebijakan yang sehat tentang pembinaan sember daya manusia, perwujudan peran aparat pengawasan intern pemerintah yang efektif dan hubungan kerja yang baik dengan instansi pemerintah terkait. Hal tersebut tercantum dalam PP No. 60 tahun 2008 tentang Sistem Pengendalian Intern Pemerintah.

3.       Menghilangkan kesempatan untuk melakukan Fraud dengan cara sistem pengawasan internal yang ketat.

Kecurangan akuntansi dapat dicegah, dengan adanya upaya pencegahan tersebut maka diharapkan akan dapat menyelamatkan bisnis perusahaan, seperti kita ketahui kecurangan akuntansi dapat mengakibatkan kebangkrutan perusahaan.
Adapun pencegahan kecurangan akuntansi dapat dilakukan dengan beberapa cara yaitu:
a.      Mengefektifkan pengendalian internal, termasuk penegakkan hukum.
b.      Perbaikan sistem pengawasan dan pengendalian.
c.       Pelaksanaan good governance.
d.      Memperbaiki moral dari pengelola perusahaan yang diwujudkan dengan mengembangkan sikap komitmen terhadap perusahaan, negara dan masyarakat.

Referensi:
http://www.akuntansipendidik.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar